Rahim Pengganti

Bab 119 "Mungkin Terbaik"



Bab 119 "Mungkin Terbaik"

Bab 119     

Mungkin Terbaik     

"Besok kita ke taman lagi Dad?" tanyanya.     

"Gak bisa son. Daddy ada urusan penting, nanti kalau urusan Daddy selesai, kita bermain kembali," ucapnya. Dellon hanya menganggukkan kepalanya, dirinya tahu jika anaknya itu tidak suka dengan jawaban dirinya. Namun, mau bagaimana lagi hal itu lah yang terjadi. Dirinya harus bisa bertemu dan bicara dengan Siska.     

Di lain tempat, Bian, Carissa, Bunda Iren, Siska dan kedua orang teman Bian kaget dengan apa yang di sampaikan oleh Tante Elsa. Semuanya terdiam di sana, sungguh hal itu membuat semua orang di sana terkejut.     

Ya ampun, rasanya Bian saat ini ingin tertawa tapi tidak mungkin. Pria itu lalu menatap sang Tante dengan tatapan intens.     

"Beneran tan?" tanya Bian.     

Elsa hanya menganggukkan kepalanya sembari menundukkan kepalanya. Wanita itu juga malu, saat mengatakan semuanya kepada bunda Iren dan keponakannya.     

"Kapan jadi nya Tan?" tanya Bian. Mata Tante Elsa melotot tajam ketika mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Bian.     

"Kamu bilang apa tadi? Kamu gak marah?" tanya Tante Elsa lagi, entah kenapa dirinya sangat takut jika Bian marah kepada nya. Padahal hal itu tidak membuat keponakannya itu marah atau tidak suka.     

Tawa Bian seketika terdengar sangat besar, bukan hanya Bian namun, juga semua orang yang ada di sana. Melihat hal itu membuat Tante Elsa bingung dan juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi.     

"Mbak kenapa ketawa juga ini sebenarnya ada apa sih?" tanya Tante Elsa sungguh dirinya tidak mengerti dengan semua hal yang terjadi.     

"Assalamualaikum," ucap seseorang. Semua yang ada di sana menoleh ke arah pintu. Kembali Tante Elsa di kaget kan dengan kedatangan seseorang yang membuat wanita terdiam.     

"Mas Arga!!"     

Pria itu tersenyum dan masuk ke dalam rumah, Bian langsung meminta pria itu untuk duduk di dekatnya.     

"Apa kabar om?" tanya Bian.     

"Baik. Kabar om sangat baik, bahkan hari ini menjadi lebih baik," balas Argan pria yang sudah berumur itu terlihat sangat tampan dan berwibawa. Tidak seperti pria di usianya pada umumnya yang terlihat tua bahkan ada yang lebih muda tapi terlihat lebih tua dari umurnya.     

"Ha … ha … ha … om Arga bisa aja. Ya sudah jadi gimana dong Tante kapan kalian menikah, aku gak mau ya ada calon sepupu yang lahir lebih dulu," ucap Bian.     

Pipi Tante Elsa bersemu, kejadian itu terjadi karena Elsa dan Arga salah meminum minuman yang diantarkan ke tempat mereka. Keduanya memang sering bersama karena bisnis yang terjadi dan naas nya malam itu ada orang yang salah memberikan minuman sehingga hal yang tidak diinginkan terjadi.     

Bian awalnya sangat marah ketika Arga, orang yang dikenal berani melakukan hal seperti itu kepada tantenya. Namun, setelah penjelasan yang diberikan oleh Arga membuat Bian tahu dan semakin percaya bahwa kedua nya dijebak.     

***     

Angin malam ini sangat dingin tapi tubuh Elsa berkeringat sangat banyak. Semua terjadi karena saat ini kedua orang dewasa yang tak muda itu sedang gugup satu dengan lainnya. Ini adalah kali kedua mereka bertemu hanya berdua saja, sejak kejadian beberapa waktu lalu membuat keduanya atau lebih tepat nya Elsa yang menghindari Arga.     

Wanita itu menjadi tidak percaya diri dengan apa yang terjadi, sehingga membuat Elsa selalu saja pergi ketika ada Arga di sana. Keduanya sebenarnya tidak ingat dengan apa yang terjadi, saat bangun dari tempat tidur sudah tidak menggunakan sehelai benang pun.     

"Kenapa kamu menghindari saya?" tanya Arga. Pria yang sudah dewasa itu, tidak nyaman dengan sikap Elsa yang menghindari dirinya, seolah dia itu adalah kuman atau hantu yang tidak mau di lihat. Padahal sebelumnya, mereka selalu menghabiskan waktu bersama untuk membahas beberapa urusan bisnis yang terjadi.     

Namun, sejak hari itu. Hari yang benar benar membuat keduanya menjauh, hubungan mereka juga renggang. Bahkan telpon atau pun pesan singkat tidak ada yang dibalas bahkan di baca pun tidak.     

"Saya tidak menghindari kamu. Saya hanya sedang sibuk," jawab Elsa dengan gugup wanita itu berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Padahal sebenarnya tidak, dirinya berusaha untuk menahan debaran jantung yang begitu kuat.     

Arga tersenyum lalu menoleh ke arah Elsa yang masih sibuk menatap rumput di bawah sana. Pria itu lalu mencoba mengambil tangan Elsa, tidak ada penolakan tapi sangat terlihat jika wanita itu menahan dirinya.     

"Jangan gugup, kita akan menikah sebentar lagi. Dan akan banyak hal lain yang kita lakukan," ucapnya dengan jahil. Mendengar perkataan yang keluar dari mulut Arga membuat Elsa mengangkat kepalanya lalu memasang wajah kesal.     

Wanita itu mulai mengomel dan hal seperti ini lah yang diinginkan oleh Arga. Keduanya pun hanyut dalam perbincangan, Elsa tidak lagi gugup, bahkan wanita itu sudah seperti sediakala. Tidak menjadi Elsa yang diam, tapi sudah menjadi Elsa yang banyak bicara.     

"Saya pulang dulu. Besok kita sudah bisa pergi untuk mencari cincin pernikahan?" tanya Arga. Tante Elsa hanya menganggukkan kepalanya, sebagai seorang duda membuat Arga ingin mempersiapkan semuanya dengan baik. Ini adalah pernikahan pertama untuk Tante Elsa sehingga semuanya harus sempurna, pria itu tidak mau membuat Tante Elsa menjadi menyesal dengan pernikahan yang mereka lakukan.     

Keduanya lalu berjalan menuju ruang keluarga di sana tidak ada lagi seorang pun, mungkin mereka semua sudah masuk ke dalam kamarnya masing masing.     

"Saya pamit," ucap Arga lagi.     

"Hati hati di jalan," balas Elsa.     

Pria itu segera masuk ke dalam mobilnya, Tante Elsa masih setia menunggu mobil tersebut berjalan cukup jauh. Senyum di bibirnya terbit, dirinya sudah seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta. Baru saja akan berbalik, Tante Elsa dikejutkan dengan Carissa dan Siska yang berdiri di depan pintu.     

Kedua wanita itu tersenyum bahagia, bahkan mereka memasang wajah kepo. Elsa sangat yakin, kedua keponakannya itu ingin bertanya sesuatu akan hal yang akan terjadi.     

"Kenapa kalian di sini?" tanya Tante Elsa dengan tenang.     

"Tadi kalian bicara apa tan? Ya ampun kok sweet banget sih," goda Siska.     

"Gak bicara apa apa. Cuma ngobrol santai aja." Sembari melangkahkan kakinya, masuk ke dalam rumah. Siska dan Carissa mengikuti kemana Tante Elsa pergi, wanita itu duduk di sofa dan kedua keponakannya juga ikut duduk di sana.     

Carissa di samping kanan, sedangkan Siska di samping kiri. Melihat keduanya yang kepo akan apa yang terjadi, membuat Tante Elsa hanya bisa menghela nafasnya panjang.     

"Ayo dong tan, cerita. Aku tuh pengen tahu, apa yang terjadi," ucap Siska. Wanita itu sangat ingin tahu, apa lagi melihat begitu kakunya kedua orang itu. Terlihat begitu menggemaskan, Tante Elsa hanya diam. Membuat Siska semakin tidak sabar ingin tahu, apa yang keduanya bicara tadi. Hingga akhirnya Elsa mulai menceritakan semuanya, mendengar hal itu membuat Siska histeri sendiri. Wanita itu jadi tertawa membayangkan apa yang terjadi di sana tadi.     

###     

Bab ketiga meluncur. Selamat membaca dan happy weekend. Sehat terus yaa. Love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.